Kamis, 17 September 2015

CEO EXCHANGE



CEO EXCHANGE
Lecturer :
Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc.
sumarwan@mb.ipb.ac.id

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc menayangkan video CEO Exchange, yakni Jeffrey R. Immelt (CEO General Electric) dan Irene B. Rosenfeld ( CEO Kraft) tanggal 14 September 2015. Hal ini memberikan banyak inspirasi pada Kelas Manajemen Pemasaran Reguler 54 Manajemen Bisnis IPB.

JEFFREY  R. IMMELT ( CEO General Electric )
Kalimat inspiratif yang diperoleh dari  JEFFREY  R. IMMELT  sebagai CEO General Electric yang dapat diungkapkan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut :

1.        Dini Maulida Rachmi : Keserasian antara visi dan waktu
2.        Steven Michail S : Kelola saja perusahaan anda
3.      Widya Ariyani : Tidaklah menakutkan tidak mendapatkan pekerjaan, yang menakutkan adalah mendapatkan pekerjaan tetapi tidak dapat melakukan dengan baik
4.        Putra Hafiz : Tetap semangat dan tidak menyerah walau dalam kondisi apapun
5.    Dewi Kusumaningrum : Kombinasi ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu modal kesuksesan
6.        Choiri : Motivasi karyawan untuk tetap menatap kedepan
7.        Arief Seantero Budiman : Kenali dirimu, kenalimu pesaingmu, kesuksesan akan kamu capai.
8.        Adrian Soemantadiredja : Sangat bermanfaat CEO belajar dengan CEO lainnya.
9.        Ditta Prissylia : Jangan kehilangan keberanian untuk mengambil suatu kesempatan
10.    Ifri Handi Lubis : Lakukanlah pekerjaan dengan 100% dengan waktu hanya 80%
11.    Karzani Andika I : Kenalilah semua perbedaan
12.    Elgy M. Rizqya : CEO penting untuk melakukan inovasi produk dan teknologinya
13.    Riza Pahlevi : Kelola perusahaan dengan wajar dan ajari karyawan bagaimana perusahaan berkembang
14.    Ika Inayah: Kepemimpinan menjadikan seseorang memiliki keyakinan
15.    Khairunnisa Rahmah : Inovasi memcahkan permasalahan sosial
16.   Mohammad Emir Wibowo : Setiap orang memiliki kelebihan disatu sisi dan kekurangan disisi lain
17.    Indah Effendi : Terdapat konsituen pada setiap perubahan
18.  Nyayu Rizkita N.M.L : Suksesi dimulai dari budaya, konsisten dan sungguh-sungguh dalam bekerja merupakan kunci kesuksesan
19.    Rezki Kamila : Dalam krisis apapun tetap yakin dan percaya peluang akan datang
20.    Wanda Putri Utami : Menciptakan dunia yang lebih baik untuk kehidupan masyarakat luas
21.    David Andreas : Ada saatnya menjadi pemimpin, ada saatnya jadi pengikut


IRENE B. ROSENFELD ( CEO Kraft )
Kalimat inspiratif yang diperoleh dari  IRENE B. ROSENFELD sebagai CEO Kraft yang dapat diungkapkan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut :

22.    Dian Andrayani : Fokus saja pada masalah dan selesaikan tugasnya
23.    Abdul Halim : Fleksibilitas membuat kami dapat mengahadapi tantangan masa depan
24.    Zeta Fadilla Indra : Melihat perilaku konsumen itu melalui mata kita sendiri
25.   Ia Arga Dhelia : Saya sangat yakin pada keberagaman tim dan perbedaan latarbelakang dan sudut pandang
26.    Rinova Budiman  : Olahraga memberikan jiwa berkompetisi
27.    Ratih Mukti Azhar : Kesempatan menjadikan mandiri adalah kesempatan yang luar biasa
28.    Nadiah Hidayati : Berinvestasi dipasar yang sedang berkembang
29.   M. Kadafi Amru : Bagian RND sangat penting untuk mengembangkan produk yang lebih enak dan lebih menarik
30.   Tubagus Maulana H : Kelangsungan suatu usaha akan berjalan apabila mendengar keinginan konsumen
31. M. Mahdi : Mengetahui keinginan konsumen merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh perusahaan
32.  Raissa Rahmaditya Rabilla : Kita semua lebih multitasking pada hari ini daripada biasanya atau  yang kita inginkan, perlu adanya keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan sehari – hari.

Senin, 31 Agustus 2015

Marketing Plan

Lecturer :
Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc.
Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.
Dr. Ir. Dodik Nur Rachmat, M.Sc.F.
 

Kuliah Manajemen Pemasaran pada tanggal 27 Agustus 2015 oleh
Prof. Dr.Ir. H.Ujang Sumarwan, MSc.

Mahasiswa dibentuk sebanyak 4 kelompok untuk menyusun Marketing Plan suatu perusahaan yang bergerak pada industry agribisnis baik produk maupun jasa, yang lengkap dengan company profile, analisis pemasaran dan prototype produknya.
1.      Company Profile
Membuat strategic planning yang akan dilakukan perusahaan dengan merumuskan visi dan misi perusahaan. Visi menggambarkan apa yang diinginkan dalam time frame atau sebagai driver (seperti doa), berupa angan-angan masa depan perusahan kedepan seperti apa. Sedangkan misi merupakan penjabaran atau langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai visi. Misi menggambarkan keseluruhan tujuan dari perusahaan, apa yang harus dibuat, siapa pelanggan yang harus dilayani, produk apa dan manfaat yang diperoleh pelanggan serta bagaimana perusahaan dapat mengembangkan kapabilitasnya.
Visi pribadi saya adalah menjadi pimpinan terbaik yang selalu menjalankan amanah perusahaan dan Negara, melalui ilmu, iman dan takwa.
2.      Struktur Organisasi
Membuat bagan organisasi dan personil yang menjabat pada struktur organisasi.
3.      Core Competency and Sustainable Competitive Advantage
Menurut Ujang Samarwan (2015), Core competency menggambarkan keahlian apa yang dimiliki oleh perusahaan dan mempublikasikannya tanpa harus membocorkan rahasia perusahaan. Seperti perusahaan Dunlop memiliki core competency dalam rubber technology. Perusahaan itu mampu membuat beberapa macam produk dari bahan baku karet misalnya ban mobil beragam jenis kendaraan, bola olah raga seperti bola golf, dan berbagai produk lainnya yang berbahan karet. Sustainable competitive advantage menggambarkan kelebihan dan kekuatan perusahaan dibandingkan pesaingnya sehingga perusahaan tersebut mampu bertahan dan berkelanjutan dalam memproduksi ban dan bola olah raga. Misalnya perusahaan Dunlop tersebut memiliki kontrak jangka panjang dengan berbagai perusahaan perkebunan karet di dunia, atau perusahaan memiliki perkebunan karet sendiri dan memiliki jaringan distributor yang luas dalam mendistribusikan produk-produknya.
4.      Situation Analysis
·         Melakukan SWOT analysis yakni Strength, Weakness, Opportunity dan Threat (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman).
Kekuatan pribadi saya adalah berkemauan keras, sabar dan bekerja secara ikhlas.
Sedangkan kelemahan saya adalah suka menunda-nunda pekerjaan sehingga cenderung terlihat santai.
·         Industry analysis yakni menjelaskan lebih rinci perkembangan dan pertumbuhan industry dimana perusahaan berada.
·         Identifying competitor yakni menjelaskan kekuatan dan kelemahan pesaing
·         Customer analysis menjelaskan karakteristik dari pelanggan perusahaan.
Pada akhir kuliah Prof. Dr.Ir. H.Ujang Sumarwan, MSc menayangkan film documenter  berjudul “Chocolate Wars” yang bercerita tentang persaingan dua perusahaan coklat ternama di Amerika, yaitu Hershey’s dan Mars. Kedua perusahaan tersebut berusaha untuk menaklukan dunia dan menjadi raja dalam industri coklat. Berbagai strategi dilakukan oleh kedua perusahaan untuk saling mengungguli satu sama lain. Setiap kelompok diminta untuk mendeskripsikan konsep marketing dari perusahaan tersebut (7P : product, price, place, promotion, people, process, proof dan distribution).

Kalimat inspiratif dari film dokumenter tersebut:
Teknologi yang tinggi dapat menguasai pangsa pasar.

Text Book
Ujang Sumarwan (editor). 2015. Pemasaran Strategic: Perspektif Perlilaku Konsumen dan Marketing Plan. IPB Press.
Silahkan download e-book:
2015 01 BUKU Pemasaran Strategik Perspektif Perilaku Konsumen dan Marketing Plan
Sumarwan Ujang; Agus Djunaedi; Aviliani; H.C Royke; Jusuf Agus Sayono; Rico R Budidarmo; Sofyan Rambe. (Strategic Marketing: Strategy for Corporate Growth and Share Holder Value).-Pemasaran Strategik: Strategi Untuk Pertumbuhan Perusahaan dalam Penciptaan Nilai bagi Pemegang Saham . Published byInti Prima, Februari 2009, ISBN 979-450-451-3  Please dowload link below for book preview:
Silahkan download e-book:
SINOPSIS
Pemasaran strategik menguraikan bagaimana sebuah perusahaan harus memahami konsumen, sehingga dapat menyusun strategi pemasarannya untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan guna meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.Pemasaran adalah memahami berbagai kebutuhan para pelanggan dan mengembangkan sebuah proposisi untuk menawarkan nilai yang superior. Melalui penyediaan nilai pelanggan yang lebih tinggi maka manajemen dapat memberikan dan menghasilkan nilai yang lebih tinggi pula kepada para pemegang saham. Nilai suatu merek dagang terbentuk dari kepercayaan para pelanggan terhadap merek dagang perusahaan. Kepercayaan ini membentuk relasi antara merek dan pelanggan yang mendorong preferensi, loyalitas merek, dan keinginan untuk mempertimbangkan produk dan jasa baru yang ditawarkan perusahaan di masa depan dengan merek tersebut. Buku ini juga menguraikan bagaimana langkah-langkah untuk membangun ekuitas merek serta menjelaskan beberapa metode untuk mengukur ekuitas merek.